Thursday 28 March 2013

Day 5 – Selasa, 5 Maret 2013

Gue bangun sekitar jam 6, kamar sebelah masih pada anteng tidur sepertinya. Jam setengah 7, gue sama Fanny turun ke bawah, bawa sepatu sama barang-barang lain yang mau dicuci. Sepatu gue penuh tanah, gimana nggak, celana aja kotor begitu, apalagi sepatunya. Karena nggak menemukan sikat, gue merelakan sikat gigi yang baru gue beli sebelum berangkat kemarin dipake nyikat sepatu haha. Sekitar sejam kemudian gue baru beres bersihin sepatu sama mandi. Semuanya beres mandi, kami rapiin packing-an kami, carrier gue udah enteng banget, terus kami sarapan. Kami janjian sama Uda bakal dijemput jam 9, tapi sampai jam setengah 10 kami belum liat mobil Uda. Mas Itong telepon Uda, ternyata Uda sudah parkir di samping homestay dari jam 9, jadi mobilnya nggak terlihat haha.
Kami bayar homestay, termasuk makan selama di homestay dan tiket masuk taman nasional juga, Rp135.000/orang. Kami naikkan barang-barang ke dalam mobil terus pamitan sama orang-orang di homestay. Kali ini gue nggak duduk di antara kedua manusia yang berantem mulu itu lagi haha. Jam 10 kurang 5 kami berangkat dari homestay, gue dadah-dadah dalam hati sama Nci.
alamat homestay
Sekitar setengah jam jalan dari homestay, kami mampir di Air Terjun Telun Berasap. Jalan ke air terjunnya harus turun tangga, banyak banget pula anak tangganya. Gue ketawa-ketawa liat kami jalan, apalagi Borok haha. Mas Itong nyampe duluan di pondok tempat ngamatin air terjunnya, yang paling masih kuat jalan cuma Mas Itong kayaknya haha. Air terjunnya deras dan besar sekali, sampai terlihat seperti berasap.
Air Terjun Telun Berasap
Kami lanjut perjalanan, lewatin jalan ke Danau Gunung Tujuh, lewat Muaralabuh, lewat Solok Selatan. Di suatu daerah, di sekitar Solok, kami sempet berhenti, Uda ngantuk jadi minum kopi dulu di warung pinggir jalan. Lanjut perjalanan lagi ditemani lagu dari playlist-nya Uda, dari Whitney Houston sampe Iwan Fals. Lewatin bukit-bukit hijau yang cantik kemarin, lewatin tambang pasir, lewatin Danau Kembar dan tempat kami makan kemarin, dan akhirnya kami sampai di pertigaan Solok sekitar jam setengah 4 sore. Nggak jauh dari pertigaan Solok, kami mampir di rumah makan. Makan sore kali itu disponsori oleh Fanny haha.
Masuk ke Kota Solok, Borok diminta mampir ke rumah temennya di daerah situ. Setelah nyasar sana-sini, kami sampai di rumah temennya Borok itu, di daerah Lubuk Sikarah. Di sana nungguin ibunya temennya Borok pulang dulu, lumayan lama. Sekitar jam 6 kurang kami cabut dari Lubuk Sikarah, dari situ Bukittinggi sekitar 2 jam lagi.
Sunset kami sore itu adalah sunset di sepanjang Danau Singkarak :) Matahari tenggelam di sana sekitar jam 18:25, saat itu kami baru aja masuk di ujung jalan Danau Singkarak, pas banget. Jalan di sepanjang pinggir danau mulus banget, kata Uda sih semenjak ada event Tour de Singkarak jadi bagus. Kami sempet berhenti di pinggir danau, as usual, to take some frames hehe. Sayangnya warna sunsetnya kurang keluar.
Danau Singkarak
Sewaktu kami sudah lanjut jalan naik mobil lagi, baru deh warna-warna indah matahari terbenam di Singkarak keluar. Kami memandangi langit Singkarak dari dalam mobil yang dibawa cepat sekali sama Uda. Danau ini luaaas sekali, gue lihat di GoogleMap pun memang luas banget, dan yang jelas indah banget juga :)
warna sunset Singkarak 
Jalan di sepanjang pinggir danau ini lumayan panjang, ya danaunya juga kan luas banget. Sewaktu pinggiran danau sudah banyak rumah penduduk dan warung, kami berhenti lagi. Beny sama Fanny beli ikan bilih di kios oleh-oleh yang ada di situ, satu kilonya seharga Rp80.000. Gue cuma nyobain satu ekor, enak, kayak ikan asin gitu *eh iya kan ya? CMIIW hehe*
Perjalanan kami lanjut. Jam 8 malam kami sampai di Padang Panjang, kami makan lagi. Fanny pengen sate padang, kami mampir di Sate Mak Syukur. Dan gue kepedesan lagi. Sekian. Payah ah gue mah haha. Sekitar jam 9, kami sudah masuk Bukittinggi. Mas Itong ngarahin Uda ke Jam Gadang, kami mau turun di sana.
sate padang!
Dan akhirnya gue pun berada di landmark-nya Sumatera Barat juga, Jam Gadang, yeay! Kalo kata Beny sih artinya gue sudah officially ke Sumatera Barat haha. Kami turunin barang-barang dari mobil yang berhenti di depan Istana Bung Hatta yang ada di sebrang Jam Gadang itu. Dadah-dadah dan salam-salaman sama Uda yang malam itu langsung balik ke Jambi lagi, take care Uda!
Jam Gadang
Sekitar jam setengah jam kami sampai di sana, muncullah dua orang temannya Mas Itong yang juga temannya Eko, Mbak Fina sama Mas Hasnim. Selama di Bukittinggi kami nginap di rumah mereka. Sebelum ke rumah Mbak Fina sama Mas Hasnim, kami foto-foto dulu di depan Jam Gadang. Ada sesi sendiri, ada sesi Pasma, ada sesi tim Kerinci, ada sesi geng Bukittinggi, dan ada sesi pakai carrier biar gaya kan ceritanya city traveler haha. Kami nggak langsung pulang ke rumah, tapi makan (lagi) dulu. Tempat makannya di sekitar Jam Gadang, Baroena Warung Kupi & Mie Aceh. Yuhuu, mie aceh!
tim Kerinci di Bukittinggi :D
foto rusuh lagi :D
Selesai makan kesekian hari itu *kali ini dibayarin Mbak Fina pula* gue sama Fanny diantar ke rumahnya Mbak Fina. Fanny dibonceng Mbak Fina, gue dibonceng Mas Hasnim. Rumah Mbak Fina lumayan jauh dari Jam Gadang, kata Mas Hasnim lumayan jauh juga sama tempat mas-mas itu ntar nginap, yaitu rumahnya Mas Hasnim.
Sampai rumahnya Mbak Fina, gue sama Fanny gantian mandi. Sayangnya airnya masih aja dingin, haha, meskipun nggak sedingin Kresik Tuo. Gue mikir sendiri, ntar di rumah gue nggak akan males mandi lagi deh, kalo cuma gara-gara airnya dingin, nah ini di Sumatera gue mandi pake air dingin terus haha. Selesai mandi, kami istirahat. Fanny telepon Eko, bilang makasih soalnya berkat temennya Eko di mana-mana kami bisa dapet tumpangan hehe, terus cerita-cerita Kerinci. Beres telepon, kami tidur.

No comments:

Post a Comment