Gue bangun sekitar jam 6, kamar sebelah masih pada
anteng tidur sepertinya. Jam setengah 7, gue sama Fanny turun ke bawah, bawa
sepatu sama barang-barang lain yang mau dicuci. Sepatu gue penuh tanah, gimana
nggak, celana aja kotor begitu, apalagi sepatunya. Karena nggak menemukan
sikat, gue merelakan sikat gigi yang baru gue beli sebelum berangkat kemarin
dipake nyikat sepatu haha. Sekitar sejam kemudian gue baru beres bersihin
sepatu sama mandi.
Semuanya beres mandi, kami rapiin packing-an kami, carrier gue udah enteng
banget, terus kami sarapan. Kami janjian sama Uda bakal dijemput jam 9, tapi sampai
jam setengah 10 kami belum liat mobil Uda. Mas Itong telepon Uda, ternyata Uda sudah
parkir di samping homestay dari jam 9, jadi mobilnya nggak terlihat haha.
Kami bayar homestay, termasuk makan selama di
homestay dan tiket masuk taman nasional juga, Rp135.000/orang. Kami naikkan
barang-barang ke dalam mobil terus pamitan sama orang-orang di homestay. Kali
ini gue nggak duduk di antara kedua manusia yang berantem mulu itu lagi haha.
Jam 10 kurang 5 kami berangkat dari homestay, gue dadah-dadah dalam hati sama
Nci.
|
alamat homestay |
Sekitar setengah jam jalan dari homestay, kami
mampir di Air Terjun Telun Berasap. Jalan ke air terjunnya harus turun tangga,
banyak banget pula anak tangganya. Gue ketawa-ketawa liat kami jalan, apalagi
Borok haha. Mas Itong nyampe duluan di pondok tempat ngamatin air terjunnya,
yang paling masih kuat jalan cuma Mas Itong kayaknya haha. Air terjunnya deras
dan besar sekali, sampai terlihat seperti berasap.
|
Air Terjun Telun Berasap |
Kami lanjut perjalanan, lewatin jalan ke Danau
Gunung Tujuh, lewat Muaralabuh, lewat Solok Selatan. Di suatu daerah, di
sekitar Solok, kami sempet berhenti, Uda ngantuk jadi minum kopi dulu di warung
pinggir jalan. Lanjut perjalanan lagi ditemani lagu dari playlist-nya Uda, dari Whitney Houston sampe Iwan Fals. Lewatin
bukit-bukit hijau yang cantik kemarin, lewatin tambang pasir, lewatin Danau
Kembar dan tempat kami makan kemarin, dan akhirnya kami sampai di pertigaan Solok
sekitar jam setengah 4 sore. Nggak jauh dari pertigaan Solok, kami mampir di
rumah makan. Makan sore kali itu disponsori oleh Fanny haha.
Masuk ke Kota Solok, Borok diminta mampir ke rumah
temennya di daerah situ. Setelah nyasar sana-sini, kami sampai di rumah
temennya Borok itu, di daerah Lubuk Sikarah. Di sana nungguin ibunya temennya
Borok pulang dulu, lumayan lama. Sekitar jam 6 kurang kami cabut dari Lubuk
Sikarah, dari situ Bukittinggi sekitar 2 jam lagi.
Sunset kami sore itu adalah sunset di sepanjang
Danau Singkarak :) Matahari tenggelam di sana sekitar jam 18:25, saat itu kami
baru aja masuk di ujung jalan Danau Singkarak, pas banget. Jalan di sepanjang
pinggir danau mulus banget, kata Uda sih semenjak ada
event Tour de Singkarak jadi bagus. Kami sempet berhenti di pinggir
danau, as usual, to take some frames hehe. Sayangnya warna sunsetnya kurang
keluar.
|
Danau Singkarak |
Sewaktu kami sudah lanjut jalan naik mobil lagi, baru deh warna-warna
indah matahari terbenam di Singkarak keluar. Kami memandangi langit Singkarak dari
dalam mobil yang dibawa cepat sekali sama Uda. Danau ini luaaas sekali, gue
lihat di GoogleMap pun memang luas banget, dan yang jelas indah banget juga :)
|
warna sunset Singkarak |
Jalan di sepanjang pinggir danau ini lumayan
panjang, ya danaunya juga kan luas banget. Sewaktu pinggiran danau sudah banyak
rumah penduduk dan warung, kami berhenti lagi. Beny sama Fanny beli ikan bilih
di kios oleh-oleh yang ada di situ, satu kilonya seharga Rp80.000. Gue cuma
nyobain satu ekor, enak, kayak ikan asin gitu *eh iya kan ya? CMIIW hehe*
Perjalanan kami lanjut. Jam 8 malam kami sampai di
Padang Panjang, kami makan lagi. Fanny pengen sate padang, kami mampir di Sate
Mak Syukur. Dan gue kepedesan lagi. Sekian. Payah ah gue mah haha. Sekitar jam
9, kami sudah masuk Bukittinggi. Mas Itong ngarahin Uda ke Jam Gadang, kami mau
turun di sana.
|
sate padang! |
Dan akhirnya gue pun berada di
landmark-nya Sumatera Barat juga, Jam Gadang, yeay! Kalo kata Beny
sih artinya gue sudah
officially ke
Sumatera Barat haha. Kami turunin barang-barang dari mobil yang berhenti di
depan
Istana Bung Hatta
yang ada di sebrang Jam Gadang itu. Dadah-dadah dan salam-salaman sama Uda yang malam itu langsung balik ke Jambi lagi, take care Uda!
|
Jam Gadang |
Sekitar jam setengah jam kami sampai di sana,
muncullah dua orang temannya Mas Itong yang juga temannya Eko, Mbak Fina sama
Mas Hasnim. Selama di Bukittinggi kami nginap di rumah mereka. Sebelum ke rumah
Mbak Fina sama Mas Hasnim, kami foto-foto dulu di depan Jam Gadang. Ada sesi
sendiri, ada sesi Pasma, ada sesi tim Kerinci, ada sesi geng Bukittinggi, dan
ada sesi pakai carrier biar gaya kan ceritanya
city traveler haha. Kami nggak langsung pulang ke rumah, tapi makan
(lagi) dulu. Tempat makannya di sekitar Jam Gadang, Baroena Warung Kupi &
Mie Aceh. Yuhuu, mie aceh!
|
tim Kerinci di Bukittinggi :D |
|
foto rusuh lagi :D |
Selesai makan kesekian hari itu *kali ini dibayarin
Mbak Fina pula* gue sama Fanny diantar ke rumahnya Mbak Fina. Fanny dibonceng
Mbak Fina, gue dibonceng Mas Hasnim. Rumah Mbak Fina lumayan jauh dari Jam
Gadang, kata Mas Hasnim lumayan jauh juga sama tempat mas-mas itu ntar nginap,
yaitu rumahnya Mas Hasnim.
Sampai rumahnya Mbak Fina, gue sama Fanny gantian
mandi. Sayangnya airnya masih aja dingin, haha, meskipun nggak sedingin Kresik
Tuo. Gue mikir sendiri, ntar di rumah gue nggak akan males mandi lagi deh, kalo
cuma gara-gara airnya dingin, nah ini di Sumatera gue mandi pake air dingin
terus haha. Selesai mandi, kami istirahat. Fanny telepon Eko, bilang makasih
soalnya berkat temennya Eko di mana-mana kami bisa dapet tumpangan hehe, terus
cerita-cerita Kerinci. Beres telepon, kami tidur.
No comments:
Post a Comment